Selasa, 05 Maret 2013

Menguak Misteri Patung Sphinx di Giza Mesir Lokasi Sphinx dan Pyramids di dataran tinggi Giza, Mesir By. Masykur A. Baddal - Patung Sphinx atau Aboul Houl sebagaimana yang sering diucapkan oleh warga setempat, adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno. Patung ini terletak di dataran tinggi Giza Mesir, yaitu di tepi bagian barat sungai Nil. Lokasinya berdekatan dengan Pyramids Giza. Keunikan patung Sphinx atau Aboul Houl, adalah karena berkepala manusia dengan badan berbentuk singa. Panjang patung raksasa ini 73,5m, lebar 6m serta tinggi dari permukaan tanah 20.22m. Sphinx merupakan salah satu maha karya bangsa Mesir kuno, yang diperkirakan dibangun pada masa kekuasaan Fir’aun Khafre di era Old Kingdom tahun 2558 - 2532 SM. Sebagian besar arkeolog mengatakan, bahwa patung raksasa Sphinx melambangkan keagungan Fir’aun Khafre yang menggabungkan kekuatan seekor singa dengan kebijaksanaan seorang manusia di dalam dirinya. Namun, pendapat tersebut telah terpatahkan, ketika ditemukan beberapa testamen yang menceritakan tentang patung Sphinx. Kemudian diketahui, bahwa patung itu dibangun pada masa kekuasaan Fir’aun Khafre, tapi melambangkan dewa Hor-em-akhet. Karena, di depan patung Sphinx juga ditemukan candi yang diperuntukkan sebagai tempat penyembahan dewa Hor-em-akhet. Di seputar dinding candi, banyak ditemukan lukisan yang menggambarkan dewa tersebut. Keunikan lain patung Sphinx adalah, hidungnya terlihat pesek. Padahal bentuk aslinya mancung seperti yang tergambar dalam beberapa lukisan di dinding candi. Dari catatan sejarah Mesir diketahui, hidung patung Sphinx itu berubah sejak masa pendudukan Perancis di Mesir, yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Demi memantapkan kekuasaanya di Mesir, maka Napoleon memerintahkan untuk menghancurkan patung Sphinx dengan meriam. Namun, setelah dicoba beberapa kali, tetap saja gagal. Karena kokohnya batu granit patung Sphinx itu. Akhirnya hanya menghancurkan bagian ujung hidung patung Sphinx saja. Saat ini, bukti sejarah tersebut dapat dilihat di Museum Paris Perancis. Berwisata ke lokasi Sphinx, kita akan merasakan sensasi tersendiri. Apalagi ketika berada di antara pilar-pilar raksasa candi penyembahan dewa Hor-em-akhet. Desain interior yang unik sehingga memunculkan nuansa menegangkan. Di samping jenis materi bangunan yang langka, kadang membuat perasaan seolah berada di antara rakyat Fir’aun Khafre yang tengah melakukan prosesi ritualnya. Serta didukung teknis penerangan unik, bersumber dari cahaya matahari yang menerobos melalui celah-celah batu kubus raksasa, yang telah didesain secara khusus untuk maksud tersebut. Menuju lokasi Sphinx, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau taxi. Jarak antara pusat kota dengan lokasi Sphinx sekitar 25km. Biasanya ditempuh dalam waktu 30 menit, jika jalanan dalam kondisi lancar. Sphinx adalah sebuah patung besar berbentuk separuh manusia, dan separuh singa yang terdapat di Mesir, di Dataran Giza, tepi barat Sungai Nil, sekarang di dekat Kairo. Ini adalah satu dari beberapa patung terbesar di dunia yang terbuat dari satu batu utuh, dan dipercaya telah dibangun oleh Mesir Kuno pada milenium ketiga SM (waaaah :-D). Nama yang digunakan bagi masyarakat Mesir Kuno untuk menyebut patung ini sama sekali tidak diketahui. Nama "sphinx" yang biasa digunakan diambil dari nama makhluk mitologi Yunani dengan tubuh seekor singa, kepala seorang wanita, dan sayap seekor elang, walaupun patung sphinx Mesir memiliki kepala laki-laki. Kata "sphinx" berasal dari bahasa Yunani (Sphinx, dari kata kerja sphingo) yang berarti mencekik, karena sphinx dari mitologi Yunani mencekik orang yang tidak dapat menjawab pertanyaan teka-tekinya. Bagi beberapa orang, dipercayai bahwa nama ini merupakan perubahan kata dari bahasa Mesir kuno Shesep-ankh, sebuah nama yang diberikan kepada patung bangsawan pada Dinasti Keempat. Pada tulisan-tulisan abad pertengahan, nama balhib dan bilhaw yang menunjuk pada Sphinx dipergunakan, termasuk oleh sejarawan Mesir Maqrizi, yang menyarankan penyusunan bahasa Koptik, tapi istilah Arab-Mesir Abul-Hôl, yang diartikan sebagai "Bapak Teror," lebih banyak digunakan. Bisa kita bayangkan bagaimana proses pembatan patung ini. Walaupun tak ada video yang dapat memperlihatkan proses pembuatan patung ini, dengan melihat patung ini saja, kita "terpaksa" mengakui kegigihan, kerja keras, dan kerja sama orang-orang Mesir dulu. Namun, kita tidak perlu berkecil hati karena di Indonesia terdapat pula Maha karya yang agung yaitu Candi Borobudur. Coba bayangkan bagaimana nenek moyang kita dulu membangunnya? Pasti penuh kerja keras dan rasa saling percaya, tapi sayang sekali sekarang ini semangat tersebut perlahan-lahan pudar seiring perkembangan teknologi.