Selasa, 05 Maret 2013

Menguak Misteri Patung Sphinx di Giza Mesir Lokasi Sphinx dan Pyramids di dataran tinggi Giza, Mesir By. Masykur A. Baddal - Patung Sphinx atau Aboul Houl sebagaimana yang sering diucapkan oleh warga setempat, adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno. Patung ini terletak di dataran tinggi Giza Mesir, yaitu di tepi bagian barat sungai Nil. Lokasinya berdekatan dengan Pyramids Giza. Keunikan patung Sphinx atau Aboul Houl, adalah karena berkepala manusia dengan badan berbentuk singa. Panjang patung raksasa ini 73,5m, lebar 6m serta tinggi dari permukaan tanah 20.22m. Sphinx merupakan salah satu maha karya bangsa Mesir kuno, yang diperkirakan dibangun pada masa kekuasaan Fir’aun Khafre di era Old Kingdom tahun 2558 - 2532 SM. Sebagian besar arkeolog mengatakan, bahwa patung raksasa Sphinx melambangkan keagungan Fir’aun Khafre yang menggabungkan kekuatan seekor singa dengan kebijaksanaan seorang manusia di dalam dirinya. Namun, pendapat tersebut telah terpatahkan, ketika ditemukan beberapa testamen yang menceritakan tentang patung Sphinx. Kemudian diketahui, bahwa patung itu dibangun pada masa kekuasaan Fir’aun Khafre, tapi melambangkan dewa Hor-em-akhet. Karena, di depan patung Sphinx juga ditemukan candi yang diperuntukkan sebagai tempat penyembahan dewa Hor-em-akhet. Di seputar dinding candi, banyak ditemukan lukisan yang menggambarkan dewa tersebut. Keunikan lain patung Sphinx adalah, hidungnya terlihat pesek. Padahal bentuk aslinya mancung seperti yang tergambar dalam beberapa lukisan di dinding candi. Dari catatan sejarah Mesir diketahui, hidung patung Sphinx itu berubah sejak masa pendudukan Perancis di Mesir, yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Demi memantapkan kekuasaanya di Mesir, maka Napoleon memerintahkan untuk menghancurkan patung Sphinx dengan meriam. Namun, setelah dicoba beberapa kali, tetap saja gagal. Karena kokohnya batu granit patung Sphinx itu. Akhirnya hanya menghancurkan bagian ujung hidung patung Sphinx saja. Saat ini, bukti sejarah tersebut dapat dilihat di Museum Paris Perancis. Berwisata ke lokasi Sphinx, kita akan merasakan sensasi tersendiri. Apalagi ketika berada di antara pilar-pilar raksasa candi penyembahan dewa Hor-em-akhet. Desain interior yang unik sehingga memunculkan nuansa menegangkan. Di samping jenis materi bangunan yang langka, kadang membuat perasaan seolah berada di antara rakyat Fir’aun Khafre yang tengah melakukan prosesi ritualnya. Serta didukung teknis penerangan unik, bersumber dari cahaya matahari yang menerobos melalui celah-celah batu kubus raksasa, yang telah didesain secara khusus untuk maksud tersebut. Menuju lokasi Sphinx, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau taxi. Jarak antara pusat kota dengan lokasi Sphinx sekitar 25km. Biasanya ditempuh dalam waktu 30 menit, jika jalanan dalam kondisi lancar. Sphinx adalah sebuah patung besar berbentuk separuh manusia, dan separuh singa yang terdapat di Mesir, di Dataran Giza, tepi barat Sungai Nil, sekarang di dekat Kairo. Ini adalah satu dari beberapa patung terbesar di dunia yang terbuat dari satu batu utuh, dan dipercaya telah dibangun oleh Mesir Kuno pada milenium ketiga SM (waaaah :-D). Nama yang digunakan bagi masyarakat Mesir Kuno untuk menyebut patung ini sama sekali tidak diketahui. Nama "sphinx" yang biasa digunakan diambil dari nama makhluk mitologi Yunani dengan tubuh seekor singa, kepala seorang wanita, dan sayap seekor elang, walaupun patung sphinx Mesir memiliki kepala laki-laki. Kata "sphinx" berasal dari bahasa Yunani (Sphinx, dari kata kerja sphingo) yang berarti mencekik, karena sphinx dari mitologi Yunani mencekik orang yang tidak dapat menjawab pertanyaan teka-tekinya. Bagi beberapa orang, dipercayai bahwa nama ini merupakan perubahan kata dari bahasa Mesir kuno Shesep-ankh, sebuah nama yang diberikan kepada patung bangsawan pada Dinasti Keempat. Pada tulisan-tulisan abad pertengahan, nama balhib dan bilhaw yang menunjuk pada Sphinx dipergunakan, termasuk oleh sejarawan Mesir Maqrizi, yang menyarankan penyusunan bahasa Koptik, tapi istilah Arab-Mesir Abul-Hôl, yang diartikan sebagai "Bapak Teror," lebih banyak digunakan. Bisa kita bayangkan bagaimana proses pembatan patung ini. Walaupun tak ada video yang dapat memperlihatkan proses pembuatan patung ini, dengan melihat patung ini saja, kita "terpaksa" mengakui kegigihan, kerja keras, dan kerja sama orang-orang Mesir dulu. Namun, kita tidak perlu berkecil hati karena di Indonesia terdapat pula Maha karya yang agung yaitu Candi Borobudur. Coba bayangkan bagaimana nenek moyang kita dulu membangunnya? Pasti penuh kerja keras dan rasa saling percaya, tapi sayang sekali sekarang ini semangat tersebut perlahan-lahan pudar seiring perkembangan teknologi.

Selasa, 12 Februari 2013

nabi syits




Kisah Nabi Syits A.S (Putra Nabi Adam A.S)
Setelah terbunuhnya Habil oleh saudaranya, Qabil, kemudian Siti Hawa melahirkan anak kembar lagi. Yang laki-laki diberi nama Syits (dalam bahasa Arab dan ‘Ibrani) atau Syats (dalam bahasa Suryani). Sedangkan yang perempuan diberi nama ‘Azura. 

Pengarang kitab Qasas al-Anbiya (hal. 59) menyebutkan bahwa setelah menderita sakit selama 11 hari, Nabi Adam wafat. Ketika masih sakit, Nabi Adam berwasiat kepada Syits untuk menggantikan posisi kepemimpinannya. Nabi Adam juga mengingatkan Syits untuk menjaga kerahasiaan pelimpahan mandat ini agar jangan sampai diketahui oleh Qabil, si pendengki.

Menurut keterangan Ibnu ‘Abbas, ketika Syits dilahirkan, Nabi Adam sudah berusia 930 tahun. Nabi Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang lain.

Sebagai Nabi, Syits menerima perintah-perintah dari Allah yang tertulis dalam 50 sahifah. Demikian keterangan dari Hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari sebagaimana dikutip dalam Tarikh Thabari (Jil. I, hal. 152).

Patut kita perhatikan bahwa dalam memilih pemimpin, Nabi Adam menjadikan ketakwaan, kecerdasan dan ketaatan sebagai kriteria utama. Nabi Adam mengebawahkan faktor usia, postur tubuh, kekuatan fisik dan aspek-aspek lainnya.


Nasehat Nabi Adam A.S kepada Syits A.S

(1) Janganlah kamu merasa tenang dan aman hidup di dunia. Karena aku merasa tenang hidup di surga yang bersifat abadi, ternyata aku dikeluarkan oleh Allah daripadanya.

(2) Janganlah kamu bertindak menurut kemauan hawa istri-sitri kamu. Karena aku bertindak menurut kesenangan hawa istriku, sehingga aku memakan pohon terlarang, lalu aku menjadi menyesal.

(3) Setiap perbuatan yang kamu lakukan, renungkan terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan. Seandainya aku merenungkan akibat suatu perkara, tentu aku tidak tertimpa musibah seperti ini.

(4) Ketika hati kamu merasakan kegamangan akan sesuatu, maka tinggalkanlah ia. Karena ketika aku hendak makan syajarah, hatiku) merasa gamang, tetapi aku tidak menghiraukannya, sehingga aku benar-benar menemui penyesalan.

(5) Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena seandainya aku bermusyawarah dengan para malaikat, tentu aku tidak akan tertimpa musibah.

  Semua yang terurai di atas adalah cara dan sarana. Pembaca, bisa mencari cara dan sarana di tempat yang lebih baik. Namun menjaga hati, wajib bagi kita. Karena, hatilah yang akan mewarnai seluruh anggota badan lainnya, berikut output yang dihasilkannya.



Dalam Kisah Lain di cetus kan :

Wahab bin Munabbih mengatakan, ketika Adam meninggal, Syits telah berusia 400 tahun. Dia telah diberi tabut, tali, pedang, dan kudanya yang bernama Maimun yang telah diturunkan kepadanya dari surga. Apabila kuda itu meringkik, semua binatang yang melata di bumi menyambutnya dengan tasbih. Syits telah diwasiati untuk memerangi saudaranya, Qabil. Dia pergi untuk memerangi Qabil dan akhirnya perang itu pun berkecamuk. Itulah perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di muka bumi. Dalam peperangan itu, Syits memperoleh kemenangan dan dia menawan Qabil.

Qabil sebagai tawanan berkata, “Wahai Syits, jagalah persaudaraan di antara kita.” Syits berkata, “Mengapa engkau sendiri tidak menjaganya? Engkau telah membunuh saudaramu, Habil.” Kemudian Qabil ditawan oleh Syits; kedua tanganya dibelenggu di atas pundaknya, dan dia ditahan di tempat yang panas sampai meninggal. Anak-anak Qabil bermaksud menguburkannya. Tiba-tiba Iblis datang kepada mereka dalam rupa malaikat. Iblis berkata kepada mereka, “Jangan dikubur di dalam bumi.”

Iblis membawakan dua batu hablur yang telah dilubangi tengah-tengahnya. Dia menyuruh mereka memasukkan Qabil ke dalam ruang antara dua batu hablur itu, memakaikannya pakaian terindah dan meminyakinya dengan ramuan-ramuan tertentu sehingga dia tidak akan mengering. Lalu Iblis menyuruh mereka menyimpannya di sebuah rumah, diletakkan di atas kursi yang terbuat dari emas dan memerintahkan kepada setiap orang yang masuk ke rumah itu untuk bersujud kepadanya sebanyak tiga kali. Iblis memerintahkan kepada mereka untuk merayakan upacara setiap tahun untuknya dan berkumpul di sekitarnya. Kemudian Iblis mewakilkan urusan ini kepada setan. Setan itulah yang kemudian berkomunikasi dengan mereka sehinggamanusiaterus-menerussujudkepadaQabil.

Sementara Syits, setelah dia menunaikan tugasnya memerangi Qabil, pulang ke negeri Hindi (India) dan menetap di sana sebagai juru pemutus yang adil di antara manusia.

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Hawa, istri Adam, meninggal di zaman anaknya, Syits. Setelah meninggalnya Adam, Hawa tidak hidup lama, hanya setahun, dan meninggal di hari Jumat dalam waktu yang sama ketika dia diciptakan. Diriwayatkan bahwa Hawa dikuburkan berdekatan dengan Adam. Setelah kepergian mereka, Allah menurunkan 50 sahifah kepada Syits. Dialah orang pertama yang mengeluarkan kata-kata hikmah. Dialah yang pertama kali melakukan transaksi dengan emas dan perak dan orang pertama yang memperkanalkan jual beli, membuat timbangan, dan takaran. Dan dialah orang pertama yang menggali barang tambang dari dalam bumi.

Selanjutnya, Syits mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Anusy. Di kening Syits terdapat cahaya Muhammad saw yang berpindah kepadanya dari Adam. Setelah Anusy lahir, cahaya tersebut berpindah ke keningnya. Oleh karena itu, Syits tahu bahwa ajalnya sudah dekat. Dia melihat rambut-rambut yang diberikan oleh Adam dan ternyata dia melihat rambut-rambut tersebut telah memutih. Maka, pada tahun itu Syits meninggal dunia dalam umur 900 tahun.

Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Syits meninggal, dia digantikan oleh anaknya, Anusy. Sebelum meninggal, Syits menyerahkan tabut, tali, suhuf, dan cincin kepada Anusy. Anusy berperilaku dengan baik dan memutuskan dengan benar. Kemudian dia menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung seorang anak. Setelah anak itu lahir, cahaya Muhammad saw yang ada pada Anusy pindah ke wajahnya. Anak tersebut diberi nama Qainan. Anusy terus melakukan kebiasaannya sampai dia menemui ajalnya. Sebelum meninggal, dia serahkan tabut dan shuhuf kepada anaknya, Qainan. Dia memberi wasiat dan mengangkatnya sebagai penggantisetelahnya.

Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Qainan diangkat menjadi pemimpin setelah bapaknya, dia muncul di antara manusia dengan adil. Menjalankan perilaku yang baik, kemudian menikah dengan seorang wanita yang bernama Uthnuk. Dari pernikahan tersebut, Uthnuk mengandung seorang anak laki-laki. Setelah lahir, anak tersebut diberi nama Mahlaila dan cahaya Muhammad saw pindah ke keningnya. Selanjutnya, Qainan sakit, yang membawanya kepada kematian. Maka, dia serahkan tabut dan suhuf kepada anaknya dan mengangkatnya sebagai penggantinya. Berikutnya Mahlaila meninggal dan cahaya beralih ke anaknya yang bernama Yarid. Yarid pun meninggal dan cahaya itu berpindah ke anaknya yang bernama Ukhnukh, yang kemudian dikenal dengan Idris.

nabi khidir


Rahasia Nabi Khidir Berumur Panjang
Kisah Islamiah malam dengan kisah Nabi Khidir.
Ternyata ada suatu rahasia yang menyebabkan Nabi Khidir as masih hidup hingga sekarang ini. Tentu semua itu adalah kehendak Allah SWT terhadap hamba-Nya yang satu ini.

Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa'labi dari Imam Ali ra.
Semoga dengan kisah ini akan lebih memantapkan keimanan kita kepada Allah SWT, bahwa jika Allah SWT berkehendak maka akan TERJADILAH. Tak seorang pun yang mampu menghalanginya.


Berikut Kisahnya.
Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada dirinya dengan menjadi seorang raja. Dialah Raja Iskandar Zulkarnaen, yang namanya telah tersebut dalam Al Qur'an.

Pada tahun 322 SM, Raja Iskandar Zulkarnaen berniat mengadakan perjalanan untuk mengelilingi bumi dan Allah SWT mewakilkan salah satu malaikatnya yang bernama Rofa'il untuk menyertainya dalam perjalanan panjang itu.

Dialog Malaikat dan Raja Iskandar Zulkarnaen.
Karena ditemani oleh seorang malaikat, Raja Zulkarnaen banyak mengajukan pertanyaan seputar dunia dan akhirat serta isinya. Salah satu pertanyaan yang paling terkenal adalah tentang ibadah para malaikat di langit.
"Wahai Malaikat Rofa'il, ceritakanlah kepadaku tentang ibadahnya para malaikat yang ada di langit," tanya Raja Zulkarnaen.
"Para malaikat yang ada di langit ibadahnya ada yang berdiri tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada juga yang bersujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya," jawab Malaikat Rofa'il.

"Duh, alangkah senangnya hati ini seandainya aku bisa hidup bertahun-tahun lamanya untuk beribadah kepada Allah SWT," kata Raja Zulkarnaen.
"Wahai raja, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sumber air di bumi. Namanya Ainul Hayat, artinya sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminum airnya seteguk, maka ia tidak akan mati sampai hari kiamat atau jika ia memohon kepada Allah SWT untuk dimatikan," kata Malaikat Rofa'il.

"Apakah engkau tahu tempat Ainul Hayat itu wahai Malaikat Rofa'il?" tanya raja.
"Sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di bumi yang gelap," jawab Malaikat Rofail.

Setelah Raja Zulkarnaen mendengar penuturan malaikat Rofa'il tentang Ainul Hayat itu, maka raja segera mengumpulkan para alim ulama pada saat itu. Sebelumnya, raja bertanya kepada mereka tentang letak Ainul Hayat, tapi mereka semua menjawab tidak tahu.
"Wahai para alim ulama, tahukah kalian dimanakah letak Ainul Hayat itu?" tanya raja.
"Kami tidak mengetahuinya wahai baginda, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui," jawab salah seorang ulama.

Di luar dugaan, dari pertanyaan Raja Zulkarnaen tersebut, ada salah seorang ulama yang mampu menjawab meski tidak sedetail letaknya.
"Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi Adam as bahwa beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah SWT meletakkan Ainul Hayat itu di bumi yang gelap," kata ulama itu.
"Dimanakah bumi yang gelap itu?" tanya raja.
"Yaitu di tempat terbitnya matahari," jawab orang alim ulama itu.

Kemudian Raja Zulkarnaen menyuruh para pengawalnya untuk menyiapkan segala keperluan untuk mencari dan mendatangi tempat Ainul Hayat itu.
"Kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap?" tanya raja.
"Kuda betina yang masih perawan," jawab para sahabatnya.

Akhirnya raja mengumpulkan seribu kuda betina yang masih perawan dan ia memilih diantara 6 ribu tentaranya yang pandai serta ahli dalam mencambuk. Di antara para tentara itu, ada yang bernama Nabi Khidir as, bahkan beliau menjabat sebagai perdana menteri kala itu.


Apakah Nabi Khidir masih hidup?
Berikut kutipan keterangan Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam buku beliau Ar-Rusulu war Risalat;
Sekelompok ulama berpendapat bahwa Khidir masih hidup dan belum mati. Dan terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan hal ini. Keberadaan pendapat belum matinya Nabi Khidir, telah membuka pintu munculnya berbagai khurafat dan kedustaan. Banyak orang yang menyalahgunakan pendapat ini dan mengaku pernah bertemu Nabi Khidir, dan beliau memberikan beberapa nasihat serta menyampaikan berbagai perintah. Kemudian mereka meriwayatkan berbagai cerita aneh tentang Nabi Khidir, dan berbagai berita yang diingkari secara logika yang sehat.
Kemudian, banyak ulama besar muhadditsin (ahli hadis) yang berpendapat lemahnya riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Khidir masih hidup. Di antara ulama hadis yang melemahkan riwayat ini adalah Imam Bukhari, Ibnu Dihyah, Al-Hafidz Ibnu Katsir, dan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani. Alasan terkuat yang mereka sampaikan untuk membantah pendapat masih hidupnya Nabi Khidir:
Pertama, Tidak ada satu pun hadis yang shahih yang menyatakan Nabi Khidir masih hidup.
Kedua, Andaikan beliau masih hidup, tentu diwajibkan bagi beliau untuk mendatangi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengikuti dakwah beliau, dan membantu dakwah beliau. Karena Allah telah mengambil janji dari para nabi sebelumnya, untuk beriman kepada Muhammad, membantu beliau, jika mereka berjumpa dengan zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah berfirman,
وإذ أخذ الله ميثاق النَّبيين لما آتيتكم من كتابٍ وحكمةٍ ثُمَّ جاءكم رسولٌ مصدقٌ لما معكم لتؤمننَّ به ولتنصرنَّه قال أأقررتم وأخذتم على ذلكم إصري قالوا أقررنا قال فاشهدوا وأنا معكم من الشَّاهدين
(ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, akankah kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu“. (QS. Ali Imran: 81)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengabarkan, bahwa andaikan Musa masih hidup, tentu beliau akan mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:
فَإِنَّهُ لَوْ كَانَ مُوسَى حَيًّا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ، مَا حَلَّ لَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي
Sesungguhnya, andaikan Musa masih hidup di tengah-tengah kalian, tidak halal bagi beliau selain harus mengikutiku.” (HR. Ahmad, 14631)
Ibrahim Al-Harbi pernah bertanya kepada Imam Ahmad, apakah Nabi Khidir dan Nabi Ilyas masih hidup, keduanya masih ada dan melihat kita serta kita bisa mendapatkan riwayat dari mereka berdua. Kemudian Imam Ahmad menjawab:
من أحال على غائب لم ينصف منه، وما ألقى هذا إلا الشيطان
“Siapa yang menekuni masalah ghaib (klenik), dia tidak akan bisa bersikap proporsional dalam masalah ini. Tidak ada yang membisikkan berita ini kecuali setan.”
Imam Bukhari juga pernah ditanya, apakah Nabi Khidir dan Ilyas masih hidup? Beliau menjawab:
Bagaimana mungkin itu bisa terjadi, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
لا يبقى على رأس مائة سنة ممن هو على وجه الأرض أحد
“Tidak akan tersisa seorang-pun di muka bumi ini pada seratus tahun yang akan datang.” (Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam, 4:337)
Sebagian ulama ahli tahqiq memberikan keterangan yang agak panjang lebar untuk membantah alasan pendukung khurafat terkait Nabi Khidir. Di antaranya adalah Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah (1:326), Muhammad Amin As-Syinqithi, dalam tafsir beliau Adwaul Bayan (4:184). Bahkan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani membuat satu risalah khusus yang berjudul: Az-Zahr An-Nadhr fi Naba-i Al-Khidr, yang dicetak dalam kumpulan risalah mimbariyah (2:195).

Iskandar Zulkarnain dikenali sebagai raja dan penakluk yang tiada tolak bandingnya. Di kalangan umat Islam, beliau dikenali sebagai Iskandar Agung. Manakala dalam masyarakat Barat, beliau dipanggil Alexander The Great. 

Namun, perbezaan nama itu menimbulkan persoalan yakni adakah kedua-dua nama itu orang yang sama ataupun tokoh yang berbeza. Persoalan ini masih belum terjawab. 

Di kalangan ulama dan para sarjana, mereka berbeza pendapat mengenai perkara ini kerana terdapat beberapa perbezaan dan ketidakselarasan cerita mengenai Iskandar Zulkarnain mengikut versi Islam dan barat.

Namun begitu A. Yusuf Ali, salah seorang ulama yang terlibat dalam menterjemah dan mentaksirkan al-Quran ke dalam bahasa Inggeris, menyimpulkan bahawa Iskandar Zulkarnain yang disebut dalam Quran dan sejarah Islam sama dengan Alexander The Great di barat. Perbezaan nama itu timbul kerana Raja Iskandar Zulkarnain menguasai empayar yang luas melangkaui dari benua Eropah sampai ke Timur Jauh. Beliau memerintah dua kerajaan dunia iaitu Timur dan Barat. Iskandar Zulkarnain pernah memimpin bala tentera ke Parsi, India, Bulchistan, dan Asia Tenggara. Malahan pernah belayar mengelilingi Semenanjung Tanah Melayu dan singgah di kota Medang Kamulan timur yang terletak di Kelantan.Di Medang, Iskandar Zulkarnain merancang untuk menguasai seluruh Kepulauan Melayu. 

Menurut catatan sejarah, Iskandar Zulkarnain berada Pulau Jawa selama 20 tahun untuk tujuan berdakwah. Setelah itu, beliau memimpin angkatan tenteranya menuju ke China. Kedatangannya mendapat tentangan yang hebat daripada Maharaja China. Tetapi bala tentera Iskandar Zulkarnain terlalu kuat dan akhirnya tentera China menyerah kalah.Maharaja China terpaksa menyerahkan bahagian timur Wilayah Shensi kepada Iskandar Zulkarnain. Beliau telah melantik seorang gabenor dan menamakan wilayah itu ‘Shang’ iaitu dari sebutan Cina ‘Yaksan’, nama asal Iskandar Zulkarnain. Selepas berjaya menguasai sebahagian wilayah Shang, China, Iskandar Zulkarnain meneruskan misi penaklukan ke negara Korea sebelum menyeberang ke Kepulauan Jepun. Dengan itu, tercapailah hasrat Iskandar Zulkarnain untuk sampai ke negara matahari terbit iaitu tempat yang paling hujung di sebelah timur.

Di setiap negara yang ditaklukinya, Iskandar Zulkarnain telah mengambil kesempatan untuk menyebarkan agama Nabi Ibrahim. Hampir tiga perempat dan penjuru dunia telah dijejaki oleh Iskandar Zulkarnain. Perihal ini ada disebut dalam al-Quran bahawa Iskandar Zulkarnain telah sampai ke negara matahari jatuh iaitu Norway dan terbit yakni Jepun. Sebab itulah beliau digelar “Zulkarnain” yang dalam bahasa Arab membawa pengertian “yang mempunyai dua tanduk”. Dua tanduk itu merujuk kepada dunia barat dan timur. 

Iskandar Zulkarnain dipercayai hidup lebih 3500 tahun yang lalu.Mengikut kitab Sulalatus Salatin, raja-raja Melayu merupakan keturunan Iskandar Zulkarnain. Ramai pengkaji sejarah meragui hubungan tersebut dan menyifatkannya sebagai percubaan penulis kitab itu untuk mengangkat martabat dan menunjukkan kehebatan serta kemuliaan raja-raja pada zaman dahulu. Sesetengah pula yang menyifatkannya sebagai mitos yang sengaja diadakan. 

Begitu juga legenda mengenai Iskandar Zulkarnain sengaja diperbesar-besarkan.Mengikut legenda barat, Raja Iskandar Agung pernah membina tembok gerbang besi bagi menyekat Yakjuj dan Makjuj yang lari ke sebuah gunung. Tujuannya ialah untuk mengelakkan kedua-dua makhluk ini daripada membuat onar dan mencetuskan huru-hara. Gerbang besi ini kononnya pernah ditemui oleh seorang pengembara China pada kurun ke-7 Masihi. Pengembara yang bernama Hiouen Tsiang menjumpai gerbang itu ketika dalam perjalanannya ke India. Beliau hanya menemui dua daun pintu yang diperbuat daripada besi dan digantung dengan loceng-loceng. Pintu gerbangnya sudah tidak wujud lagi. Keadaan ini mungkin disebabkan gerbang besi itu telah dirobohkan oleh orang-orang Monggol yang keluar menjelajah ke barat. Tembok gerbang besi itu dipercayai terletak di sebuah daerah yang bernama Hissar iaitu lebih kurang 150 batu dari Bukhara.

Kisah Iskandar Zulkarnain turut disebut secara tidak langsung dalam kitab Injil. Iskandar Agung atau Alexander The Great dibayangkan sebagai seorang raja yang gagah perkasa dan memerintah jajahan yang besar. Namun empayar jajahannya musnah selepas kematiannya. Josephus, seorang ilmuwan yang berbangsa Yahudi-Palestin yang hidup hampir sezaman dengan Nabi Isa a.s. pernah menulis secara panjang lebar mengenai lawatan Iskandar Zulkarnain ke Juruselam dan Baitul Mukaddis yang menjadi kota suci kepada orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Islam.Baitul Mukaddis pernah diperintah oleh Nabi Sulaiman dan Nabi Daud. 

Selepas kewafatan kedua-dua nabi tersebut, orang Yahudi berbalah sesama sendiri dan menyebabkan kota itu jatuh ke tangan Iskandar Zulkarnain. Selepas Iskandar Zulkarnain meninggal dunia, Baitul Mukaddis jatuh pula ke tangan beberapa kuasa seperti Rom, Parsi, dan Islam. 

Sehingga ke hari ini, Baitul Mukaddis masih menjadi rebutan di kalangan orang-orang Islam, Yahudi, dan Nasrani dan menyebabkan pergolakan di Palestin masih menjadi isu yang tidak kunjung selesai.Yang lebih menarik dan pelik mengenai Iskandar Zulkarnain ialah beliau dikatakan pernah berguru dengan Aristottle, anak murid Plato, ahli falsafah Yunani yang terkenal. Justeru itu, timbul persoalan apakah Aristottle merupakan seorang yang beragama Islam kerana tidak mungkin bagi Iskandar Zulkarnain yang menganut ajaran Nabi Ibrahim mempelajari sesuatu yang bertentangan dengan akidah dan kepercayaannya. 

Bukan sekadar itu, Iskandar Zulkarnain juga dikatakan memperturunkan zuriatnya di Asia Tenggara, India, dan Parsi. Di antaranya ialah “Bharata” yang lahir di Pulau Jawa. Daripada “Bharata” pula lahir Anushirwan yang menjadi Raja Parsi dan turun kaum Pandawa serta Kaurawa dalam abad pertama Masihi.Nampaknya terdapat usaha daripada pelbagai bangsa dan kaum untuk menghubungkan keturunannya dengan Iskandar Zulkarnain. 

Jadi sudah tentu Iskandar Zulkarnain merupakan seorang tokoh dunia yang begitu hebat sehingga namanya disebut hampir dalam kebanyakan peradaban besar dan utama dunia. Setiap bangsa dan peradaban mempunyai panggilan yang tersendiri terhadap Iskandar Zulkarnain. Mereka cuba menampilkan sifat-sifat Iskandar Zulkarnain mengikut acuan serta nilai masyarakatnya. 

Oleh hal yang demikian, bukan suatu perkara yang menghairankan kalau Iskandar Zulkarnain mempunyai nama dan panggilan yang lain selain daripada Iskandar Agung dan Alexander The Great. Hal ini kerana pada hakikatnya kedua-duanya merupakan orang dan tokoh yang sama.